Kamis, 02 Agustus 2012

KEMANA MAINAN-KU YANG DULU ?


Banyak nuansa ramadhan yang kini suda tidak bisa lagi diemui di desa tercinta, Solokuro. Ditenga suasana lapar dan dahaga, kebiasaan kumpul di musollah untuk berbagi cerita, ataupun merencanakan sesuatu sambil kemulan sarung, ngenteni buko lungo nang ngalas nggolek bajangan

Rindu Ramadhan lainnya yang tak terobati adalah permainan ‘jeblukan‘, ‘bledosan’ atau meriam bamboo, yang merupakan mainan wajib bagi anak-anak yang hanya ada selama bulan Ramadhan. Sekarang suasana dan tradisi ini seolah lenyap dan sirna. 

Memang sih tradisi mainan itu tidak ada hubungannya dengan nilai puasa Ramadhan, hanya tradisi sebagai keceriaan anak-anak menyambut dan mengisi ramadhan, tentu dikala kosong dari tadarusan pastinya. 

Namun bagi mereka yang dahulu sering mendengarkan itu semasa bulan Ramadhan pastilah akan merasakan kerinduan. Kini anak-anak mungkin sudah tidak lagi mengetahui permainan itu lagi. Kemajuan teknologi menghadirkan berbagai permainan elektronik dan game computer yang serba canggih dan menarik, hingga permainan tradisional tidak lagi mereka kenali. 

Game telah menggantikan permainan tradisional, dan tak ada lagi bocah berkreasi, tak ada lagi kebersamaan, semua sudah tersedia, kini anak-anak-pun manja. Kemana mainanku yang dulu. 

Diambil dan disarikan dari tulisan Galang Perdanan Oi

1 komentar:

Anonim mengatakan...

melihat mainan ini, jadi ingat sekitar 23an tahun lalu(masa kanak2 yg penuh keceriaan meskipun terkadang rada usil), ketika itu saya dan misanan saya (AN), membuat bledosan dari bongkotan, dan setelah siap diguakan, kami hadapkan moncongnya ke arah ibu2 tetangga yang sedang petanan, tiba2 DUAAAAARRRR.....!, kontan ibu2 tsb kaget dan ngomel, gak tau ngomong apa, sebab kami langsung lari ke belakang rumah sambil cekikian...
ampunilah kami ya Alloh...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India