Opini Oleh : Hilal Artur
Sering kali kita jumpai
pemberitaan-pemberitaan yang berasal dari berbagai media elektronik dan cetak,
bahwasanya para pemuda islam saat ini sedang mengalami krisis keteladanan, yang
akan menyebabkan buntung-nya generasi muslim sebagai pendobrak peradaban. Krisis-krisis
keteladanan yang saat ini paling berbahaya adalah masalah moral dan akhlaq. Dua
kata yang pendek tapi sebenarnya memiliki pengertian yang begitu luas dan juga
dapat menjadikan barometer kemajuan umat islam di masa yang akan datang.
Kalau kita membaca Koran, ataupun melihat berita di televisi, tentunya kita tidak asing dengan yang
namanya genk dan sejenisnya. Genk yang mayoritas anggotanya adalah anak-anak baru
gede atau remaja yang rentan dengan ketidak stabilan akhlaq. Kelakuan ataupun penampilan yang dianggap necis, gaya, ataupun
nyentrik. Tingkah pola mereka yang mengobar kerusuhan dan membuat ketidak nyamanan, pertikaian
di antara pera remaja sendiri, bahkan tidak jarang mereka mengobar perselisihan
dengan masyarakat setempat.
Faktor-faktor yang menyebabkan mereka
berkelakuan seperti itu tidak lain adalah karena minimnya tauladan yang baik,
entah itu orang tua, guru, bahkan para pejabat tinggi Negara.
Kalau kita
cermati di dalam kehidupan ini tentu sudah jelas, kerusakan moral
para figur yang tidak memberih contoh tauladan yang baik adalah penyebab utama buruknya moral para remaja ataupun generasi muda. Korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi
dimana-mana, tampa ada yang mampu untuk membendungnya, tapi naasnya para pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme adalah para figur yang ditiru dan dianutoleh generasi muda muslim sekarang. Nah kalau suda begini mau kemana remaja
muslim ini nantinya ?
Pada massanya nanti, negara ini akan
dijalankan oleh para anak muda yang saat ini sedang mengalami krisi moral dan
akhlaq, terus bagaimana nasibnya bangsa ini kalau yang akan menjalankan roda
pemerintahan adalah orang-orang yang tidak bermoral? Naudzu
Billah. Oleh
karena itu sebaiknya kita mempersiapkan semuanya itu sedari dini, agar nanti
tidak mengalami krisis pemimpin dan orang jujur.
Terus bagaimana caranya agar pada massa
yang akan datang negeri ini tidak mengalami kerisis?. Coba kita simak bagaimana
Nabi dan Rasul dalam mendidik anak anak mereka, sehingga menjadi
anak harapan agama dan bangsa serta tidak menjadi "sampah masyarakat".
Semisal saja kisah nabi Ibrahim, betapah berhati-hatinya Kholilullah ini dalam mendidik anaknya yaitu
Ismail hingga menjadi anak yang beriman memegang teguh agama Allah, bahkan sampai-sampai rela
mengorbankan nyawanya demi memenuhi permintaan sang ayah yang diyakini itu merupakan perintah Allah SWT. Atau kisah Nabi Muhammad SAW, yang mendidik dari usia dini seorang anak yang bernama Ali ibnu Abi Tholib hingga menjadi remaja yang
shaleh sekaligus taat.
Sekarang yang menjadi masalah adalah, apaka
masih ada di antara kita yang memberikan pengawalan dan pengawasan seperti yang
di lakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad tersebut?, tentu dalam mendidik anak para orang tua tidak bisa sepenuhnya dengan apa yang dilakukan oleh para Anbiya' tersebut, namun dengan terus mentauladani nilai-nilai yang diajarkan oleh para Anbiya' kita berharap generasi islam yang akan datang adalah generasi yang bisa diandalkan memegang prinsip dan nilai-nilai islam serta berguna bagi masyarakat dan bangsa. Amin
1 komentar:
wee, gak dinyana udah nangkring di blogspot bikin lagi artikel yg byk, ok ttp cemunguuut
Posting Komentar