Opini oleh : Hilal Ardiansyah putra
Saudaraku yang percaya pada hari kebangkitan, ada
sebuah cerita, cerita ini terjadi dalam kehidupan Ummul Mu’minin Aisyah Ra. Seorang
istri Nabi yang paling muda. Suatu ketika Ummul Mu’minin Aisyah sedang
berpuasa, ketika menjelang berbuka, beliau hanya memiliki dua potong roti yang
dipersiapkan untuk membatalkan puasanya. Sesaat kemudian ada seorang peminta
yang mengetok pintunya. Tok tok tok,
peminta tersebut mengetuk pintu Ummul Mu’minin, kemudian pintu-pun dibuka,
akhirnya Ummul Mu’minin memintakan pelayanya untuk memberikan sepotong
roti tersebut kepada peminta tadi.
Setela peminta itu pergi, pintu pun ditutup
kembali, sesaat kemudian pintu rumah kembali berbunyi, sang pelayan pun membuka
pintu, dilihatnya ada seorang peminta lagi, Ummul Mu’minin pun memerintahkan
pelayan-nya untuk memberikan sepotong kue yang tersisa. Namun sang pelayan
menolak “kalau kue ini saya berikan kepada peminta tersebut, Kalian mau berbukan
puasa dengan apa ? tanyak sang pelayan. Karna pelayan-nya tidak mau memberikan
roti tersebut, Ummul Mu’minin sendiri yang memberikan sepotong roti
tersebut di balik hijab.
Waktu berbuka puasa makin dekat, sembari menunggu
waktu buka tiba, (tentu saja tanpa makanan pembuka, karena makanan yang tadinya
suda dipersiapkan untuk berbuka puasa suda di berikan kepada dua orang peminta
tadi) pintu Ummul Mu’minin kembali berbunyi, kemudian sang pelayan di
perintahkanya unutk membuka pintu, sang pelayang terkejut, karena orang yang
mengetok pintu tadi membawa kambing bakar lengkap dengan rotinya. Ummul Mu’minin pun berkata pada pelayan-nya “
coba kau lihat, bukankah makanan ini lebih baik dari pada dua potong roti tadi
?
Saudaraku seiman dan seperjuanga, apakah yang
dapat kalian simpulkan dari cerita yang perna terjadi pada diri seorang istri
nabi kita tersebut ?, Kalau saja hal itu terjadi pada diri kita, apa yang akan
kita lakukan, memberikan makanan yang kia miliki, atau mengusirnya?. Semuanya
terserah pada kalian, tapi anda akan mendapatkan sebuah hal yang menakjubkan
bila kalian berani memberikan makanan yang kalian miliki.
Sayang dan sangat disesalkan, bila di antara kita
masih ada yang berpikiran kalau bersedekah itu hanya akan mengurangi harta.
Semoga orang yang mempunyai pikiran seperti itu cepat diberikan petunjuk,
Aamiin.
Asalkan kalian tahu saja, kalau sedekah itu
adalah pintu rezeqi yang tidak ada duanya, kalau kita rajin buka alqur’an, kita
akan menemukan puluhan ayat yang menjelaskan keutamaan dan balasan dari
bersedekah, dan asal kalian tahu juga, banyak sekali orang yang
kekayaanya melejit karena selalu melaksanakan sedekah, makanya tidak ada alasan
bagi kalian untuk tidak bersedekah.
Saudaraku seiman dan seperjuangan, apasih sedekah
itu? menurut imam Al-Ashafani “ sedekah adalah apa yang dikeluarkan oleh
seorang insan dari hartanya unutk mendekatkan diri kepada Allah” sedangkan
menurut Syaikh al-Faqih Muhammad Bin Shalih Al-Utsmani “ dinamakan sedekah
karena dengan sedekah menunjukan kejujuran orang yang memberinya. Harta itu
disenangi oleh jiwa, apabila engkau menyedekahkan apa yang engkau senangi, maka
itu sebagai dalil bahwa engkau jujur dan tulus dalam melakukanya”.
Di dalam al-qur’an, banyak sekali ayat yang
memberikan warning untuk secepatnya
mengeluarkan sedekah (lebih-lebih sedekah yang sunnah, karena yang wajib
bagaimanapun dan apapun alasanya WAJIB untuk di bayarkan). Semisal pada surat
al baqoroh ayat yang ke 254, yang artinya “ hai
orang-orang yang beriman, belanjahkanlah sebagian dari rizki yang kami berikan
kepadamu,sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi sayafa’at, dan orang-orang kafir itulah orang yang dzalim”.
Ayat di atas jelas, sebelum kiamat datang, kalian
harus cepat-cepat mengeluarkan harta kalian untuk dibelanjahkan di jalan Allah,
lagian nanti pada hari itu kaki manusia tidak bakal dapat berpindah kemana-mana
sebelum di tanyak lima perkara, dan dari kelima perkara tersebut, pertanyaan
yang paling rinci adalah tentang harta. “Dari mana harta itu kalian dapatkan ? Dan
kemana harta itu kalian belanjahkan ?”
Jangan sampai dari kalian menjawab “ harta itu
kami dapatkan dari korupsi, nipu, nilep, dan lain sebagainya”. Bahaya kalau kalian
jawab pertanyaan yang pertama seperti itu. Jangan sampai jawab pula pertanyaan
yang kedua “ kami membelanjakan harta kami ke diskotik, bar-bar, dan tempat-tempat
yang mendatangkan kesenangan semu (kemaksiatan)” Semoga kita terhindar dari
golongan yang seperti itu.
Saudara sidang pembaca yang di rahmati Allah, dalam
surat Attaubah ayat 35 di jelaskan kalau orang yang tidak mau mengeluarkan
hartanya di jalan Allah, nanti harta tersebut akan di lebur dan kalian akan di
masukan ke leburan harta kalian itu. Bahkan di hadist nabi harta kalian akan
menyetrika jidat dan punggung kalian selama satu hari yang pada saat itu sama
dengan 50.000 tahun, Naudzubillah.
Bahkan Nabi bersabda barang siapa yang menyimpan
harta dan tidak mensedekah-kannya nanti di hari pembalasan harta itu akan
menjadi ulah besar yang memiliki dua taring dan berkepala botak akan melilit di
leher kalian, dan yang pasti bikin kalaina ngeri, ular itu akan berbicara, aku
ini hartamu, aku ini simpananmu.
Lalu apa keutamaan dari sedekah itu? Pertama, orang yang bersedekah hartanya tidak
akan berkurang. Hanya orang yang kikir dan takut kehilangan harta yang
mengatakan sedekah itu megurangi harta. Sebagaimana sabda nabi berikut “ Tidaklah sedekah itu mengurangi harta,
dan tidaklah Allah menembahi rasa maaf kecuali bertambah mulia, dan tidaklah
seorang hamba rendah hati kepada Allah kecuali Allah akan angkat derajatnya”
HR. Muslim (2588). Firman Allah dalam Al-qur’an surat Al-Anfal ayat ke 60 “ apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah
niscaya Allah akan membalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan
karena pemberian nafka tersebut”
Kedua, harta
yang disedekahkan akan diganti dengan yang lebih baik. Kisah dari Ummul
Mu’minin Aisyah Ra, pada bagian awal tulisan ini suda jelas bahwa apa yang
kalian sedekahkan akan diganti berlipat-lipat lebih baik, entah itu berupa
dzatnya, ataupun sifatnya. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 265
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupah dengan sebutur benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji, Allah melipatgandakan ganjaran
bagi orang-orang yang di kehendaki, dan Allah maha luas dan maha mengetahui”
Ibnul Qoyyim Al Jauzi memberikan komentar seputar
ayat ini “ayat ini seolah-olah bagaikan
penjelas tentang ukuran pelipatan pahala yang disiapkan bagi orang-orang yang
suka berinfaqdan bersedekah, Allah membuat permisalan seperti ini agar
tergambar dalam pikiran manusia”
Ketiga,
bagi kalian yang suka bersedekah, Allah akan memberikan kemudahan kepada kalian
atas masalah-masalah yang menganggu pikiran kalian. Al-Jauzi mengatakan “sebenarnya
pada sedekah terdapat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam menolak berbagai
musibah, sekalipun sedekah itu dari orang yang fajir dan dholim. Sesungguhnya
Allah akan menolak berbagai musibah karena sebab sedekah, dan perkara ini suda
maklim pada kebanyakan manusia , bahkan boleh di kata penduduk bumi mengakui
hal itu, karena mereka sudah membuktikanya”
Keempat,
ini adalah sabda Nabi, mohon di cermati “ bukankah kalian ditolong dan diberi
rizqi melainkan sebab orang-orang lemah di antara kalian ?” Sudakah kalian menemukan ma’na hadist tersebut ?.... kalau belum kita cari tau bareng-bareng.
Jadi di dalam hadist itu terdapat kalimat “sebab orang-orang lemah di antara
kalian” maksudnya gini, orang-orang yang fakir, dlu’afa dan masakiin yang ada
di sekitar kita bila kita memberikan bantuan atau sedekah kepada mereka, maka
mereka akan mendo’akan kita, dan do’a orang-orang masakiin itu mustajab.
Masih banyak sebenarnya
manfaat dari sedekah dan masih banyak juga bahaya dari pada sifat pelit atau
kikir, oleh karena itu, kita tingkatkan sedekah kita, jangan tungguh punya
harta banyak baru mau bersedekah. Nabi bersabda “ waktu yang terbaik untuk
sedekah adalah ketika kalian takut miskin karena sedekah menginginkan kaya”.
Jadi intinya sedekah dulu kalau pengen kaya. Walaupun sedekah kita tidak
didasarkan semata-mata untuk mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT,
apalagi ada unsure riya’ dalam
sedekah kita. Hal yang demikian sungguh akan menghapus pahala dan kebajikan
dari sedekah itu sendiri. Sebagaimana firman Allah ““Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.“ (Al
Baqarah:264)